Jumat, 22 Maret 2013

KLASIFIKASI TUMBUHAN
Berdasarkan klasifikasi lima kingdom maka kingdom Plantae (tumbuhan ) dibagi
ke dalam beberapa filum yakni Lumut ( Bryophita ), Paku-pakuan (Pteridhophyta), serta
tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Bakteri dan ganggang (Algae) dimasukkan dalam
kingdom Protista.Kelima kingdom diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang khas
dari masing-masing organisme-organisme yang menyusunnya.
Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua
jenis kelompok besar yakni :
1. Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi Lumut (Bryophyta)
2. Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta ) yang meliputi Paku-pakuan
(Pteridophyta ) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
NON TRACHEOPHYTA (Tumbuhan Tidak Berpembuluh )
Bryophyta ( Lumut )
Ciri-ciri
• Berklorofil, belum memiliki (floem, xilem)
• Tumbuh di tempat yang lembab
• Belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun
• Peralihan antara tumbuhan Thallophyta dan Cormophyta
• Autotrof
• Reproduksi sexual dan asexual
• Sebagian lumut tubuhnya berupa talus (lembaran)
• Sebagian lagi telah memiliki organ mirip akar (rizoid), batang, dan daun
Siklus Hidup
PEMBUAHAN
Sporofit dewasa
(sporangium &
tangkai)
Spora
dilepaskan
anteridium
arkegonium
Ujung gametofit
jantan
Ujung gametofit
betina
Sperma mencari
telur melalui tetesan
hujan atau lapisan
air
Spora berkembang
memjadi gametofit
Spora
berkecambah
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya.
Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap
gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan
demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu
tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel
kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua
organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan.
Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma
berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju
arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri
karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan
berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit
akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung.
Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu
berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas
dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
Klasifikasi
Tumbuhan lumut terdiri beberapa kelas :
1. Lumut Hati ( Hepaticeae )
a. Ciri-ciri
􀂃 tubuhnya berbentuk lembaran,
􀂃 menempel di atas permukaan tanah,pohon atau tebing
􀂃 terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan
􀂃 tidak memiliki batang dan daun
􀂃 reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara
generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina
b. Contoh: Marchantia, Ricciocarpus dan Lunularia.
2. Lumut tanduk (Anthoceratopsida)
a. Ciri-ciri
􀂃 Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang.
􀂃 Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.
􀂃 Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan
􀂃 Reproduksi seperti lumut hati
b. Contoh: Anthocerros sp.
3. Lumut daun ( Bryopsida )
a. Ciri-ciri
􀂃 Lumut daun juga disebut lumut sejati
􀂃 Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar
(rizoid), batang dan daun.
􀂃 Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang
batang.
􀂃 Kuncup akan membentuk lumut barutubuhnya berbentuk lembaran,
b. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.
Manfaat
• Bahan obat untuk sakit hepatitis (liver)
Contoh : Marchantia
• Sebagai bahan pembalut dan sumber bahan baker
Contoh : Sphagnum (lumut gambut )
• Sebagai obat kulit dan mata
Contoh : Sphagnum (lumut gambut )
• Penyedia oksigen
• Penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons)
• Sebagai penyerap polutan.
B. TRACHEOPHYTA ( Tumbuhan Berpembuluh )
a. Pterydhophyta ( Paku )
Ciri-ciri
• Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)
• Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya
• Berkembang biak dengan spora
• Spora dihasilkan di dalam sporangium
• Sporangium dapat tersusun dalam strobilus, sorus,sinangium
• Sperma berflagel, perluair untuk fertilisasi
• Siklus hidup : generasi sporofit dominan, hidup bebas
generasi gametofit tereduksi, hidup bebas
Siklus Hidup
Siklus hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri
dari dua fase utama: gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah
kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora.
Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus atau protalium yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut
hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak
berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di
tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (organ
penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (organ
penghasil (ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air
sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi
tumbuhan paku baru.
Klasifikasi
Tumbuhan paku terdiri beberapa kelas :
1. Kelas Psilopsida (paku purba)
a) Ciri-ciri
􀂃 Daun mikrofil
􀂃 Batang bercabang dikotom, dan berfungsi dalam fotosintesis
􀂃 Pada ruas-ruas batang dihasilkan sporangium
􀂃 Spora dihasilkan oleh sporangium
b) Contoh : Psilotum nodum
2. Kelas Sphenopsida (paku ekor kuda )
a) Ciri-ciri
􀂃 Hidup di daerah sub tropis, terutama di rawa
􀂃 Memiliki daun mikrofil
􀂃 Spora dihasilkan oleh strobilus
􀂃 Batang keras dan berongga, mengandung silika
b) Contoh : Equisetum debile, Equisetum palustre
3. Kelas Lycopsida (paku kawat)
a) Ciri-ciri
􀂃 Memiliki daun yang berukuran kecil (mikrofil)
􀂃 Spora dihasilkan oleh strobilus (kumpulan sporofil yang berbentuk
kerucut)
􀂃 Pada selaginella, jenis spora yang dihasilkan ada 2 macam, yaitu
mikrospora dan megaspora
􀂃 Mikrospora akan berkembang menjadi gametofit jantan, sedang
megaspora akan berkembang menjadi gametofit betina
b) Contoh :Lycopodium cernuum, Lcopodium clavatum,Selaginella
4. Kelas Filicinae (paku sejati)
a) Ciri-ciri
􀂃 Telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya
􀂃 Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di bawah daunnya
􀂃 Daun mudanya tumbuh menggulung (circinatus)
b) Contoh : Adiatum cuneatum (suplir), Alsophila glauca, Marselia
crenata(semanggi), Dryopteris felix-mas
Bedasarkan bentuk dan fungsinya daun paku dibedakan sebagai berikut:
a. Bentuk
Makrofil : daun berukuran besar
Mikrofil : daun berukuran kecil
b. Fungsi
Sporofil : penghasil spora
Tropofil : digunakan untuk berfotosintesis
Berdasarkan bentuk dan jeis sporanya paku dapat dibedakan menjadi :
1. Paku homospor : paku yang bentuk dan jenis sporanya sama.
Contoh : lycopodium ( paku kawat )
Filicinae ( Paku darat )
2. Paku peralihan : Paku yang bentuk sporanya sama tetapi jenis sporanya
berbeda
Contoh L: Equisetum debile ( Paku ekor kuda )
3. Paku Heterospor : Paku yang bentuk dan jenis sporanya berbeda
Contoh : Marsilea crenata ( Paku semanggi )
Manfaat
- Sebagai tanaman hias
contoh : Platyceru, Asplenium, Adiatum cuneatum, Selaginella, Pteris
Paku tanduk rusa
- Sebagai obat-obatan
contoh : Aspidium (Dryopteris felixmas), Lycopodium clavatum
- Sebagai makanan (sayuran)
contoh : Marsilea crenata (semanggi)
- Pertanian (pupuk hijau)
Spermatophyta ( Tumbuhan Berbiji )
1) Gymnospermae ( Tumbuhan Berbiji Terbuka )
Ciri-ciri
• Berkembang biak dengan biji
• Biji tidak dilindungi jaringan buah
• Struktur reproduksi terdapat pada kerucut (strobilus)
• Siklus hidup: generasi sporofit dominan, hidup bebasgenerasi gametofit
tereduksi, tidak hidup bebas
Siklus Hidup
`
Kerucut betina
Kerucut
Kerucut
jjantan
Irisan kantung
polen
ovul
kecambah
Sporofit dewasa
Kulit biji
embrio
Jaringan
nutrisi
Gametofit
betina
PEMBUAHAN
megaspora
meiosis
meiosis
Mikrospora
terbentuk
telur
Tabung polen
Sel penghasil
sperma
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.Di
dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel
induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk
4 butir serbuk yang bersayap.Pada strobilus betina terdapat banyak
arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang
bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel
hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan:
Strobilus jantan => serbuk sari => jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik)
=> buluh serbuk => membelah => inti tabung dan inti spermatogen => inti
spermatogen => membelah => dua inti sperma => membuahi sel telur di
dalam ruang arkegonium => zigot => lembaga di dalam biji => tumbuhan
baru.
Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap
inti sperma membuahi satu sel telur.
Manfaat
􀂃 Sebagai tanaman hias
􀂃 Bahan makanan
􀂃 Kayu
􀂃 Bahan kertas dan terpentin
2) Angiospermae ( Tumbuhan Berbiji Tertutup )
Ciri Ciri
• Berkembang biak dengan biji
• Biji dilindungi jaringan buah
• Struktur reproduksi terdapat pada bunga
• Siklus hidup: generasi sporofit dominan, hidup bebasgenerasi gametofit
tereduksi, tidak hidup bebas
Siklus Hidup
a. Seksual
Kepala sari
(anther)
Kepala putik Mahkota
daun
BAGIAN BUNGA FUNGSI
1. Kelopak (kalik) Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola) Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen)
terdiri dari :
a. tangkai sari (filamen)
b. kepala sari (antera) terdiri
atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu
serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas
:
a. tangkai putik (stilus)
b. kepala putik (stigma)
c. bakal buah (ovarium) di
dalam bakal buah
terdapat bakal biji
(ovule)
Sebagai penghasil gamet betina
Pembentukan Gamet Jantan:
Pembentukan butik serbuk terjadi di dalam kantung serbuk. Di dalam kantung
serbuk terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid. Sel induk butik
Bakal biji Daun kelopak
Benang sari
(stamen)
Bakal buah
serbuk ini kemudian akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel butir serbuk
(mikrospora) yang haploid. Seperti pada bagan berikut.
SEL INDUK BUTIR SERBUK (DIPLOID)
Membelah secara Miosis
EMPAT SEL BUTIR SERBUK (HAPLOID)
Masing-masing inti butir serbuk membelah secara mitosis
SATU INTI VEGETATIF DAN SATU INTI GENERATIF
Pembentukan Gamet Betina :
Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada
bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang
diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung
lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap
tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3
kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak
menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung
tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang
menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi
menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan
siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan
lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
Penyerbukanan dan Pembuahan
Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :
a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya
amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
b. Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air.
c. Perantara hewan disebut zoogami.
Bila serangga : entomogami
burung : ornitogami
siput : malakogami
kelelawar : kiroptorogami
d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di
Indonesia.
Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi empat yakni :
a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat
bunga belum mekar disebut kleistogami.
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon
(satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan
tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal
ini disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya
….(protandri).
….Contoh : seledri, bawang,Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ….(protogini).
b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya
terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak
sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d.Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke
kepala putik.
Contoh : vanili
kecambah Sporofit dewasa
Kantung
polen
Sel yang akan
menjadi
megaspora
Ovul dalam ovary
Butir polen berkembang
menjadi tabung polen
mikrospora
PEMBUAHAN
GANDA
MEIOSIS
Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Butir serbuk/serbuk sari => menempel pada kepala putik =>membentuk buluh
serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu
kandung lembaga) =>inti generatif membelah => 2 inti sperma => sampai di
mikropil, inti vegetatif mati => satu inti sperma membuahi sel telur => embrio.
Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga => endosperma
(makanan cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada
Angiospermae disebut pembuahan ganda.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab.
yaitu :
Tabung polen
masuk ke ovul
Tabung
polen mitosis
Sel tempat
endosperma
terbentuk
telur
1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat
dibedakan atas:
a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung
lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c.Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus,
yaitu bagian selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih
dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering
dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
b.Aseksual (Vegetatif )
Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan
berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian
tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif
alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :
a. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat
tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi
anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b. Akar tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk
menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun
yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu,
dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
c. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan
pohon bambu.
d. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem
yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun.
Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
e. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis
diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip
dan bawang.
f. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar.
Pada umbi terdapat mata tunas - mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
Klasifikasi
Tumbuhan berbiji tertutup berdasarkan jumlah keping bijinya dibedakan
menjadi dua yaitu :
1) Tumbuhan Berkeping Biji Satu (Monocotyledonae )
a).Ciri-ciri
􀂃 Bijinya berkeping Satu
􀂃 Letak pembuluh angkut tersebarBatang tidak bercabang-cabang (lurus)
􀂃 Tidak memiliki kambium
􀂃 Bagian-bagian bunganya berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya
􀂃 Akar serabut
􀂃 Mengalami pertumbuhan primer saja
􀂃 Tulanga daun sejajar atau melengkung
b). Contoh : jagung, kelapa, bayam, dan lain sebagainya
2) Tumbuhan Berkeping Biji Dua (Dicotyledonae )
a). Ciri-ciri
􀂃 Bijinya berkeping dua
􀂃 Letak pembuluh angkut teratur
􀂃 Batang bercabang-cabang
􀂃 Memiliki kambium
􀂃 Bagian-bagian bunganya berjumlah 3 atau kelipatannya
􀂃 Akar tunggang
􀂃 Mengalami pertumbuhan primer dan sekunder
􀂃 Tulanga daun menjari atau menyirip
b). Contoh : jambu, jeruk, kembang sepatu, dan lain sebagainya.
GAMBAR Perbedaan Dikotil dan Monokotil
Manfaat
1. Bahan pangan
DIKOTIL
MONOKOTIL
kotiledon
kotiledon
2. Bahan sandang
3. Bahan tempat tinngal
4. Tanaman hias
5. Tanaman obat dan lain sebagainya
METODE PEMBELAJARAN
Pada bab Klasifikasi Tumbahan pendidik dapat menggunakan metode pembelajaran
sebagai berikut untuk menyampaikan materi pada peserta didik:
1. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen ini dilakukan dengan memberi tugas siswa utnuk mengamati ciriciri
tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar. Tujuan dri metode ini yakni
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi sehingga
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa bisa berkembang secara alami.
2. Metode Diskusi Kelas
Metode diskusi ini merupakan kelanjutan dari metode eksperimen. Siswa diberi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ekseprimen yang telah dilakukan.
Tujuan dari metode ini adalah agar siswa terpancing untuk mengetahui lebih jauh
tentang materi yang akan dibahas.
3. Metode dengan Alat Peraga ( Gambar )
Metode ini dilakukan dengan menunjukkan beberapa gambar kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa ( individu ) untuk mengidentifikasi gambar dan mentransfer
pengetahuan gambar tersebut pada siswa-siswa yang lain. Tujuan dari metode ini
adalah untuk melatih keberanian siswa tampil di depan kelas dan mengetahui siswasiswa
yang berpotensi.
4. Metode Ceramah
Dalam metode ini, guru meluruskan pemahaman-pemahaman siswa yang kurang
benar serta memberikan evaluasi kepada siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar